Hari ini jadi sejarah lain dalam hidup. ditengah kegalauan dalam menghadapi hidup, ada peristiwa beberapa peristiwa besar dalam hidup. Pertama, akhirnya (semenjak dibangun) kaki ini melangkah dan memasuki lantai 2 Margo City, dan untuk pertama kalinya pula dalam hidup, merasakan yang namanya tempat karaoke. dan NAV Depok menjadi tempat berharga dalam hidup ini.
Ada beberapa problem yang terbayang kala dalam ruang karaoke, pekerjaan dan sakinah. But eniwey... thank's to Tison, Uti, and Fandhy for funny day.
26 Juni 2009
25 Juni 2009
Awas Modus Baru Copet
JAKARTA– Waspadai modus baru pencopetan di atas angkutan umum. Komplotan pencopet biasanya pura-pura muntah untuk mengalihkan perhatian korbannya. Seperti yang terjadi di atas angkutan umum P 19 jurusan Depok-Taman Mini, Kamis 18 Juni 2009. Komplotan pencopet berhasil memperdaya seorang perempuan bernama Ririn Destarini, 28.
Pelaku terdiri dari tiga orang yaitu Edwindo, 26, Eko, 20, dan Nurdin, 23. Mereka yang mengamati korban sejak di Jalan Raya Lenteng Agung mulai menjalankan aksinya ketika penumpang mulai sepi.
Edwindo yang duduk di samping korban pura-pura muntah. Ia kemudian meminta korban pindah tempat duduk. Korban pun menurutinya tanpa curiga. Saat itulah tas korban diraba. Pelaku berhasil mengambil satu telepon genggam.
Awalnya korban tak sadar dengan kondisi itu. Ririn justru mengetahui dirinya tengah menjadi korban pencopetan dari seorang penumpang lain. Spontan Ririn pun berteriak, “Copet!”
Merasa tidak aman, komplotan pencopet itu berusaha kabur. Namun sejumlah orang yang terlanjur mendengar teriakan Ririn berhasil menangkap Edwindo dan menghakiminya. Sedangkan, Eko dan Nurdin berhasil kabur.
Edwindo kemudian diserahkan ke polisi, dan kini mendekam di tahanan Kepolisian Sektor Jagakarsa. “Dua lagi masih buron, kami masih melakukan pengejaran,” kata Kapolsek Jagakarsa, Komisaris Udik Tanang. “Komplotan ini sering beraksi di atas angkot dengan modus pura-pura muntah. Saya minta warga waspada.” (VIVAnews)
Pelaku terdiri dari tiga orang yaitu Edwindo, 26, Eko, 20, dan Nurdin, 23. Mereka yang mengamati korban sejak di Jalan Raya Lenteng Agung mulai menjalankan aksinya ketika penumpang mulai sepi.
Edwindo yang duduk di samping korban pura-pura muntah. Ia kemudian meminta korban pindah tempat duduk. Korban pun menurutinya tanpa curiga. Saat itulah tas korban diraba. Pelaku berhasil mengambil satu telepon genggam.
Awalnya korban tak sadar dengan kondisi itu. Ririn justru mengetahui dirinya tengah menjadi korban pencopetan dari seorang penumpang lain. Spontan Ririn pun berteriak, “Copet!”
Merasa tidak aman, komplotan pencopet itu berusaha kabur. Namun sejumlah orang yang terlanjur mendengar teriakan Ririn berhasil menangkap Edwindo dan menghakiminya. Sedangkan, Eko dan Nurdin berhasil kabur.
Edwindo kemudian diserahkan ke polisi, dan kini mendekam di tahanan Kepolisian Sektor Jagakarsa. “Dua lagi masih buron, kami masih melakukan pengejaran,” kata Kapolsek Jagakarsa, Komisaris Udik Tanang. “Komplotan ini sering beraksi di atas angkot dengan modus pura-pura muntah. Saya minta warga waspada.” (VIVAnews)
Label:
Artikel
23 Juni 2009
Segenggam Beban Sedikit Berkurang
Terima kasih kawan yang sudah mau mendengar segala keluhanku....
Terima kasih kawan karena mau memberi jalan kepadaku...
Terima kasih kawan karena bisa kuberi kepercayaan....
Terima kasih kawan karena mau memberi jalan kepadaku...
Terima kasih kawan karena bisa kuberi kepercayaan....
Label:
Puisi
01 Juni 2009
Nafas Pengembara
Dalam kelam jiwaku mengembara
Melewati hutan rimba kehidupan
Melawan buasnya nafsu
Menghindari derasnya amarah
Dalam kelam nafasku terjaga
Melewati tembok kepalsuan
Melawan angkuhnya keakuan
Menghindari padatnya kepenatan
Melewati hutan rimba kehidupan
Melawan buasnya nafsu
Menghindari derasnya amarah
Dalam kelam nafasku terjaga
Melewati tembok kepalsuan
Melawan angkuhnya keakuan
Menghindari padatnya kepenatan
Label:
Puisi
Rapuh
Kudayung perahu deras melawan badai
Peluh berjatuhan dalam kerapuhan
Menggenggam asa tanpa tujuan
Membakar semangat tanpa bara
Yang tertinggal hanya asap tanpa makna
Sebuah kesaksian akan bencana
Memaksa asa tanpa senjata
Cita-cita pun jadi dusta
Alam berkuasa tanpa geming
Mempertanyakan asa yang berkobar
Mematahkan jiwa yang rapuh dalam angan
Peluh berjatuhan dalam kerapuhan
Menggenggam asa tanpa tujuan
Membakar semangat tanpa bara
Yang tertinggal hanya asap tanpa makna
Sebuah kesaksian akan bencana
Memaksa asa tanpa senjata
Cita-cita pun jadi dusta
Alam berkuasa tanpa geming
Mempertanyakan asa yang berkobar
Mematahkan jiwa yang rapuh dalam angan
Label:
Puisi
Lelah
Kau datang tiba-tiba
dan memaksaku untuk melangkah
Kau jejakkan kaki dalam lumpur kebimbangan
dan melangkah tanpa tahu tujuan
Aku sadar kau lelah
Aku pun lelah dalan dilema
Kuminta kau beristirahat
tapi kau memaksakan kesombonganmu
Ku lepaskan tanganku dalam kehancuran
Kau berkhianat dalam ketidakjelasan
dan memaksaku untuk melangkah
Kau jejakkan kaki dalam lumpur kebimbangan
dan melangkah tanpa tahu tujuan
Aku sadar kau lelah
Aku pun lelah dalan dilema
Kuminta kau beristirahat
tapi kau memaksakan kesombonganmu
Ku lepaskan tanganku dalam kehancuran
Kau berkhianat dalam ketidakjelasan
Label:
Puisi
Guratan Terakhir dalam Kemayaan Dunia
Rapuh
Kudayung perahu deras melawan badai
Peluh berjatuhan dalam kerapuhan
Menggenggam asa tanpa tujuan
Membakar semangat tanpa bara
Yang tertinggal hanya asap tanpa makna
Sebuah kesaksian akan bencana
Memaksa asa tanpa senjata
Cita-cita pun jadi dusta
Alam berkuasa tanpa geming
Mempertanyakan asa yang berkobar
Mematahkan jiwa yang rapuh dalam angan
__________________________
Nafas Pengembara
Dalam kelam jiwaku mengembara
Melewati hutan rimba kehidupan
Melawan buasnya nafsu
Menghindari derasnya amarah
Dalam kelam nafasku terjaga
Melewati tembok kepalsuan
Melawan angkuhnya keakuan
Menghindari padatnya kepenatan
__________________________
Liar
Dalam keliaran aku hidup
Dalam keliaran aku belajar
Dalam keliaran aku terjebak
Dalam keliaran aku tak berdaya
Dalam keliaran aku menyesal
Dalam keliaran aku meratap
_______________________
Lelah
Kau datang tiba-tiba
dan memaksaku untuk melangkah
Kau jejakkan kaki dalam lumpur kebimbangan
dan melangkah tanpa tahu tujuan
Aku sadar kau lelah
Aku pun lelah dalan dilema
Kuminta kau beristirahat
tapi kau memaksakan kesombonganmu
Ku lepaskan tanganku dalam kehancuran
Kau berkhianat dalam ketidakjelasan
__________________________
Palsu
Antara rasa, sayang dan cinta
Itulah hidupku
Yang terhinakan bodoh dan angkara
Yang terhinakan kepalsuan
_______________________
Mengapa?
Kulambaikan tangan menyapa
Kau jawab dengan peluk hangat
Ku dekap dirimu mesra
Kau jawab dengan mengapa
_______________________
Asa
Dengan Tegar dan tegak aku memulai
Dengan merangkak aku berjuang
Dengan mimpi aku terjaga
_____________________
Tunufus
Nafasmu terbayang
Nafasmu terkenang
________________
Nahkoda Dunia
Dalam hilang dia berkuasa
Menguasai alam tanpa identitas
Nahkoda tanpa bahtera
Bergerak dalam senyap
Membakar semangat duka lara
Mempertanyakan arti dunia
Memerangi seribu tanya
akan kesalahan dan kekurangan
Tetap bergerak dalam satu langkah
Tanpa gentar walau badai menyerang
Label:
Pendapat Hidup,
Puisi,
Quote
Nahkoda Dunia
Dalam hilang dia berkuasa
Menguasai alam tanpa identitas
Nahkoda tanpa bahtera
Bergerak dalam senyap
Membakar semangat duka lara
Mempertanyakan arti dunia
Memerangi seribu tanya
akan kesalahan dan kekurangan
Tetap bergerak dalam satu langkah
Tanpa gentar walau badai menyerang
Menguasai alam tanpa identitas
Nahkoda tanpa bahtera
Bergerak dalam senyap
Membakar semangat duka lara
Mempertanyakan arti dunia
Memerangi seribu tanya
akan kesalahan dan kekurangan
Tetap bergerak dalam satu langkah
Tanpa gentar walau badai menyerang
Label:
Puisi
Langganan:
Postingan (Atom)