entah sampai kapan
aku menunggu mimpi
entah sampai kapan
mimpiku menjadi kenyataan
kehadiranmu penyemangat hidup
kesejukan itu ada padamu
mimpiku yang terjaga
Sebuah catatan perjalanan yang diawali saat bulan ketiga kala ratu buaya kehilangan kepala. Anggara jenar telah melahirkan sosok mungil dalam kemayaan jagat yang bersandi Ahmad Muhajir.
di tengah rimba aku terjaga
di tengah rimba aku tersesat
aku hanya mendengar kicau burung
aku hanya mendengar desir angin
kemana aku akan melangkah
kemana aku menentukan jalan
suatu dilema dalam kepalsuan
suatu bentuk nyata dari bayang semu
aku telah belajar memahami
aku telah berusaha mengerti
rimba yang penuh dengan kesadaran palsu
rimba yang meyakini kebenaran semu
aku hanya ingin bersenggama dengan cita-cita
yang selalu kuperjuangkan hingga saat ini
pendorong semangat yang tiada padam
tapi ternyata…
aku hanya bermasturbasi dengan harapan
orgasme semu dalam sesaat
lalu hilang ditelan kesadaran
aku punya seorang teman
sebut saja namanya aulia
sebuah entitas kebesaran ilahi
dan bukti keadilan ilahi
sebuah gelar sarjana
serta keahlian dalam memetik gitar
sebuah kepolosan
serta ketulusan hati
cerdas walaupun sedikit lama dalam berfikir
terkadang menyebalkan
namun sering dibutuhkan
manusia dengan optimisme tinggi
namun sering gegabah dalam bertindak
subhanallah
wallahua’lam
puji syukur atas kebesaranmu
Indahnya senja menggugah jiwa
Lelah…
Gembira…
Emosi…
Pancaran ekspresi manusia kala senja
Ratusan kilometer terasa dekat
Hanya untuk sebuah senja yang indah
Menatap hilangnya matahari ditelan bayang bumi
Tapi…
Fajar jauh lebih indah dari senja
Fajar membuka hari dengan ceria
Fajar adalah bukti kuasa-Nya
Penikmat Fajar jauh lebih sedikit dari Senja
karena manusia malas berusaha
Manusia lebih suka menutup masalah tanpa solusi
Manusia lebih tidak suka membuka masalah untuk dihadapi