17 September 2009

PAGI DUNIA......

Pagi dunia...
Marilah kita mulai hari dengan ceria
Keluarlah dari bilik manismu
Nikmati sinar mentari di ubun-ubun
Bersenandunglah karena dunia sedang tertawa

Sang jago terlihat berlari mengejar gundiknya
Kacamata hitam juga berkeliaran dijalanan

Pagi yang indah di hari yang ceria
Bebaskan nafsu dan ego semu

12 September 2009

Ambillah.....

Kalau memang tak bisa engkau temukan wilayahku
Biarlah aku yang terus berusaha mengetuk pintu rumahmu
Kalau memang tak sedia engkau menatap wajahku
Biarlah para kekasih rahasia allah yang mengusap-usap kepalaku

Mungkin engkau memerlukan darahku untuk melepas dahagamu
Mungkin engkau butuh kematianku untuk menegakkan hidupmu
Ambillah... Ambillah...
Akan kumintakan izin kepada Allah yang memilikinya
Sebab toh, bukan diriku ini yang kuinginkan dan kurindukan


Dikutip dari penggalan lirik lagu "Jalan Sunyi"
Oleh Kyai Kanjeng dan Emha Ainun Najib

10 September 2009

Anak Kehidupan

"Penyesalan selalu datang belakangan
Pembenaran menyusul kemudian"

Sebuah tulisan unik dari sahabat ku "Sang Pentjilan". Memang terkadang orang selalu dihadapkan pada dilema kehidupan. Dia merasa telah melakukan segala sesuatunya dengan benar, namun tetap saja hasilnya tidak sesuai dengan yang diinginkannya. Bagaimana dengan orang yang melakukan sesuatu tidak dengan hati nuraninya? Apapun hasilnya, dijamin akan menjadi tangisan bathin bagi orang itu.

Seringkali kita mendengar orang mengutuk dirinya karena telah tersesat jalan atau salah mengambil langkah. Salah langkah menjadi bencana kalau tidak segera diperbaiki. Banyak pemimpin besar negeri kita yang salah langkah dan menghasilkan bencana. Sebutlah Prabu Airlangga, raja kahuripan yang karena kasih sayangnya yang besar dengan kedua anaknya, dia bertindak adil dengan memecah kahuripan menjadi Kediri/Daha/Panjalu dan Jenggala. Ternyata tindakannya itu menjadi sumber perpecahan selama 200an tahun.

Menurut ku, janganlah kata “tersesat jalan” menjadi sebuah dilemma yang berkepanjangan, apalagi menjadi sebuah ketidakpercayaan diri untuk kembali melangkah. Apabila tidak memungkinkan untuk memulai dari awal (sudah terlalu jauh melangkah), langkah bijaknya adalah mencari celah dari jalan yang ada di depan supaya dapat menemukan kembali tujuan dari perjalanan yang kita mau.

Jadikanlah setiap langkah yang kita ambil, menjadi sejarah kehidupan kita sendiri. Jadikan sejarah itu sebagai acuan dan (bahkan) kenangan pahit yang indah. Tak ada yang lebih indah daripada belajar dari pengalaman pribadi. Karena hanya kita sendiri yang dapat menentukan jalan hidup yang akan kita lewati.

Banyak cerita bahwa seorang loper koran bahkan dapat menyelesaikan pendidikan sarjana, janganlah dilihat dia sebagai seorang loper koran. Tapi lihat bagaimana dia bisa menyatu dengan jalan kehidupannya. Bagaimana cara dia berkelit menghadapi hambatan dan rintangan dalam hidupnya.

Aku terkadang menangis, karena aku merasa kalah oleh mereka, aku terlalu manja dalam menjalankan hidup. Tapi aku punya tekad, aku punya harapan besar yang mungkin hingga kini belum menemukan celah untuk menggapainya. Aku tidak memilih menjadi raja besar yang gagal dalam memerintah negeri. Aku hanya memilih menjadi anak kehidupan yang besar di jalanan tapi mampu membawa kehidupan yang sakinah mawaddah warohmah. Amin.

Perbedaan yang Tajam

Kehidupan itu ibarat dua mata pedang, keduanya sama-sama tajam. Kehidupan juga ibarat uang logam, memiliki dua sisi berbeda yang saling melengkapi. Ada benar ada salah, ada besar ada kecil.

Dalam kehidupan, jangan bicara moralitas kalau kita melawan kejahatan. Dalam kehidupan, jangan bicara demokrasi kalau kita melawan ketidakadilan. Dalam kehidupan, jangan bicara kebijaksanaan kalau kita benci orang yang banyak bicara.

Semua unsur itu saling melengkapi, semua bagian dapat posisi. Kehidupan yang indah adalah pada saat semua berjalan sesuai dengan relnya. Penjara harus berisi penjahat, penyair harus terus berkarya, politisi teruslah berpropaganda, tentara bukan pengusaha, dosen bukan birokrat, mahasiswa bukan penghujat.

09 September 2009

Pidato Kenegaraan Republik JaranPrabu

Selamat malam.
Hari ini aku bangun dengan kepala pusing karena terlalu banyak berfikir. Negeri kita tercinta ini telah menjadi bahan tertawaan. Negeri kita tercinta ini, semakin menjadi sebuah negeri yang tidak dihargai. Apa yang telah aku fikirkan beberapa hari ini memang tidak semuanya berhubungan dengan negeri kita. Aku juga manusia biasa yang punya kehidupan personal, yang tidak melulu harus berfikir akan negeri ini.

Saudara-saudaraku.
Siang tadi aku memiliki perasaan yang tidak enak. Setelah mendengarkan laporan intelijen, ternyata rasa tidak enak itu berkaitan dengan sedang sakitnya ibu pertiwi. Ibu pertiwi sedang tidak enak badan, ibu pertiwi sedang sakit tenggorokan, ibu pertiwi sedang pusing, ibu pertiwi akan flu, dan ibu pertiwi merasa sekarat.

Sudah seharusnya aku bergerak untuk menyembuhkan ibu pertiwi. Sudah seharusnya aku merangkul ibu pertiwi untuk memberikan rasa damai dan tenteram. Akan tetapi, ibu pertiwi serasa pergi meninggalkan aku. Aku mencari sebabnya. Aku mencari alasannya. Dan aku tidak menemukan jawabnya.

Inikah yang kami mau? Tidak saudara-saudara. Harus terjalin hubungan yang intim dan akrab antara kita sebagai individu dan ibu pertiwi. Karena dengan hubungan intim itulah kita bisa dan kita bisa mencari tahu. Dengan hubungan yang saling dekat dan harmonis, kita bisa mencari tahu, kenapa ibu pertiwi sedang tidak enak badan? Kenapa ibu pertiwi sedang sakit tenggorokan? Apa yang dipusingkan oleh ibu pertiwi? Kita akan tahu, serangan flu terhadap ibu pertiwi. Dan ibu pertiwi tidak akan merasa sekarat.

Kita harusnya menyadari, bahwa ibu pertiwi sedang diombang-ambingkan oleh alam. Ibu pertiwi tidak akan meminta bantuan kita, karena dia ahli beladiri yang mampu menjaga diri. Tapi, ibu pertiwi harus mendapatkan dukungan. Ibu pertiwi membutuhkan individu yang kuat dan mampu menjadi penyembuh sakit dan luka ibu pertiwi. Aku belumlah menjadi orang yang mampu menjadi pengobat sakit ibu pertiwi. Aku belumlah menjadi orang yang mampu mengobati luka ibu pertiwi. Tapi aku punya cita-cita. Aku punya harapan untuk menghindarkan ibu pertiwi dari kematian. Dan untuk mencapai cita-cita dan harapan itu aku mulai bergerak, aku terjatuh, dan bergerak lagi, terjatuh lagi, dan bergerak lagi.

Jadilah kita sebagai individu yang kuat karena pengalaman, jadilah kita individu yang kokoh karena bentukan alam. Teori hanya memperkuat cara berfikir, tapi tidak untuk mental kita. Kita harus menjadi individu yang tergembleng dalam kawah candra dimuka ibu pertiwi. Karena ibu pertiwilah aku hidup, karena ibu pertiwilah aku masih bernyawa, karena ibu pertiwilah aku bisa menangis dan tertawa.

Terimakasih saudaraku, aku masih akan menanti ibu pertiwi mau menerimaku kembali. Selamat malam.

07 September 2009

Hidup Itu Begitu Adanya

Hidup emang begitu adanya. Lahir, tumbuh, belajar, reproduksi, dan menunggu hingga ajal tiba. setiap langkah dalam hidup ada caranya, dan bagaimana caranya, sangat bergantung pada bagaimana nasib dan situasi.

Lahir
Setiap mahluk hidup pasti punya ibu, begitu juga manusia. Dalam melahirkan, Ibu bertindak sebagai pejuang kemerdekaan, pejuang hak asasi, dan pejuang kehidupan. Dalam berjuang itu tak jarang jatuh korban. Tapi, layaknya sebuah perjuangan, semakin banyak bantuan, semakin besar harapan menuju kemenangan.
Satu yang saya pelajari, bahwa teknologi ternyata, masih bisa meleset. Sebuah kasus yang dialami seorang sahabat yang sekarang berjuang dalam melahirkan anaknya, bahkan sebelum perang yang sesungguhnya dimulai, dia sudah melawan perasaannya sendiri, kekhawatiran akan keselamatan buah hatinya, dan penungguan yang menguras emosi. Walaupun demikian, rasa salut dan dorongan semangat tetap harus kita berikan demi tercapainya sebuah kemenangan.

Tumbuh
Dalam masa pertumbuhan, setiap manusia mengalami beberapa fase kehidupan yang terkadang pelik dan cenderung beberapa diantaranya bermasalah dan mengharukan menurut sudut pandang orang lain.
Dalam hukum rimba, tidak mudah bagi seorang anak untuk tumbuh dengan baik. Peran orang tua, masyarakat, dan lingkungan sangat besar bagi perkembangan fisik maupun mental anak. Kuatnya memori seorang anak membuat apapun yang dialaminya selama masa pertumbuhan akan selalu terkenang dan menjadi pembentuk karakternya saat dia menjadi dewasa.

Belajar
Suatu proses yang bahkan sudah dialami sejak seseorang masih berada dalam kandungan hingga dia menghembuskan nafas terakhirnya. Proses inilah yang sebenar-benarnya lebih beragam dan bermacam-macam cara, tergantung bentukan pengetahuan yang diinginkannya.
Proses inilah yang akan menentukan bagaimana seorang manusia akan mampu bertahan dalam kerasnya hutan rimba kehidupan. Apakah dia akan menjadi seorang yang ikut-ikut saja, kreatif, beradab atau biadab, bahkan seseorang pun bisa memilih menjadi seorang pemberontak yang tujuan serta caranya hidup sesuai dengan keinginannya sendiri.

Reproduksi
Konteks ini, berbeda-beda caranya seiring dengan perkembangan jaman. Dari proses reproduksi ala jaman batu (tanpa ritual religi), proses reproduksi dengan pengaruh kepercayaan baik animisme maupun dinamisme, hingga proses reproduksi yang memerlukan suatu proses religi dan norma hukum positif.
Dalam konteks ini, proses reproduksi, ternyata tidak merunut kepada alur yang tertulis diatas. Masih banyak manusia-manusia jaman batu dengan fisik modern yang kalau mereka tidak mau di bilang biadab (sesuai dengan kondisi norma sekarang), ya mereka adalah manusia yang tidak sadar bahwa mereka sudah menggunakan sandang sebagai simbol peradaban mereka.


Berbagai macam cara seseorang dalam mengarungi kehidupannya, merupakan suatu nasib, yang diawali oleh takdir dan diakhiri oleh takdir. Bagaimana cara dia dalam menjalankan nasibnya, itu adalah pilihan cara yang terkadang merupakan cara yang tidak rasional menurut orang lain. Dan suatu cara baru bisa dibilang rasional apabila sudah ada perhitungan positif dan negatif atas cara tersebut dan kesadaran penuh untuk menerima efek dari cara yang telah diambil.

05 September 2009

Pengakuan atas Bidadari yang Telah Sirna

Malam terus bergulir
Haripun berganti

Bayanganmu telah menjadi malapetaka
Selamat malam hasrat kasih
Selamat malam yang terindah

04 September 2009

Cinta Bukan Pemberian Kompromi

Pagi ini merasa ada sesuatu yang kurang pas dalam pemikiran saya. Ada satu status shout out dari seorang rekan facebook yang menulis "Love . Not the things what you get into , but you'll give everything for it". Lalu ada jua rekan facebook lainnya yang menulis dalam catatannya,
To love is to share life together
to build special plans just for two
to work side by side
and then smile with pride
as one by one, dreams all come true.



Cinta adalah suatu kutukan yang indah dan hanya bisa dinikmati oleh si pemilik rasa cinta. Kita gak akan pernah tahu, kapan kita masuk kedalam dunia cinta. Dan gak ada yang bisa kita berikan atas nama cinta. Cinta itu mengalir ibarat sungai, dia tak akan meminta apapun dan dia tak akan memberi apapun. Air yang mengalir, batu yang diterjang arus, lembah yang membuatnya harus terjun, dan diapun akan tenang saat berada di kondisi datar.

Cinta itu sebuah proses dengan tujuan akhir menjadi satu kesatuan. Tak ada konsep berbagi dalam cinta, karema memang tidak ada yang perlu dibagi. Cinta tidak pernah merencanakan sesuatu. Cinta juga tidak mengenal pembagian kerja. CInta harus dijalankan tanpa kompromi, karena cinta itu egois, cinta itu harga diri, dan tentunya cinta itu adalah mimpi. Sebagai mimpi, cinta tidak pernah berusaha untuk terwujud, karena mimpi muncul dalam alam bawah sadar. Kita juga tak akan mengerti, kapan dan bagaimana cinta itu terwujud dalam kehidupan kita, karena itu salah satu rahasia Tuhan.

PS:
buat teman2 yang quote-nya aku ambil, aku gak ada maksud menjelek-jelekkan, hanya mengutarakan pendapat saja