19 Oktober 2009

BATU ITU PERNAH HANCUR

Kembali berselimutkan waktu
Kala alam belum memuakkan
Kala senja belum menyedihkan
Dia berkelana meretas cinta kasih
Dan berhenti di terpa angin
Diapun meluncur di landasan pacu
Dan tersedak oleh hukum alam

Nafasnya tercabut dan terdiam
Hingga mengeras dan tak tergoyahkan
Tertipu keyakinannya
Terbohongi kepercayaannya
Setengah lusin waktu berkuasa
Menggugah nafas diamnya
Menghancurkan pongahnya rasa
Walaupun hancur
Dia tetap partikel batu yang berupa kerikil
Dia masih butuh waktu agar lebih lembut
Dan bertahta di pantai yang abadi

Baginya,
Waktu telah berdusta
Hidupnya mengombak
Cita-citanya membisu
Langkahnya menyepi
Dan nafasnya kembali membatu
Ketentraman ternyata mimpi
Dalam tidur dia tertawa
Dan terbangun tanpa asa

Sapuan ombak dalam angan
Bayangan impian tak bertuan
Terdiam dalam kesendirian
Marajut kata demi kata akan makna
Mengulur benang merah kesempatan
Menerbangan layang-layang harapan
Kembali pada angin atau nafas kehidupan

Tidak ada komentar: